Text
Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional
Apakah IQ adalah takdir? Ternyata tidak sebagaimana yang lumrah kita pikirkan. Gardner memperlihatkan mengapa orang yang ber-IQ tinggi mengalami kegagalan dan orang yang ber-IQ sedang menjadi sangat sukses. Penyebabnya adalah "kecerdasan emosional", yang mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati, serta kecakapan sosial.
Kecerdasan emosional merupakan ciri orang-orang yang menonjol dalam kehidupan nyata, mereka yang memiliki hubungan dekat yang hangat dan menjadi bintang di tempat kerja. Ini juga ciri utama karakter dan disiplin diri, altruisme, serta belas kasih -- kemampuan-kemampuan dasar yang dibutuhkan bila kita mengharapkan terciptanya masyarakat yang sejahtera.
Sebagaimana ditunjukkan oleh Goleman, kerugian akibat rendahnya kecerdasan emosional depat berkisar dari kesulitan perkawinan dan mendidik anak hingga ke buruknya kesehatan jasmani. Rendahnya kecerdasan emosional dapat menghambat pertimbangan intelektual dan menghancukan karier. Barangkali kerugian terbesar diderita oleh anak-anak, yang mungkin bisa mengalami deperesi, gangguan makan dan kehamilan yang tak diinginkan, agresivitas, serta kejahatan dengan kekerasan.
Kabar gembiranya, kecerdasan emosional tidak ditentukan sejak lahir. Karena pelajaran-pelajaran emosional yang diperoleh seorang anak akan membentuk sirkuit otaknya. Goleman memberikan pedoman mendetail tentang bagaimana orang tua dan sekolah dapat memanfaatkan kesempatan emas masa kanak-kanak itu dengan sebaik-baiknya.
"Akhirnya, muncullah buku tentang psikologi yang memberi kedudukan yang setara bagi kecerdasan emosi. Baru sekarang hasil daaari bakat menulis Daniel Goleman yang terkenal itu disebarluaskan secara efektif. Buku ini penting dan layak dibaca."
- Howard Gardner, Graduate School of Education, Harvard University.
No other version available