Text
Desain Pengembangan Profesionalisme Guru Sekolah Yesuit
Tujuan pendidikan di sekolah Jesuit diarahkan agar siswa memiliki kompetensi yang baik, hati nurani benar dan berbela rasa. Istilah ini sering disingkat dengan 3C (competence, consience, dan compassion). Untuk mendukung tujuan tersebut, paradigma senantiasa dihidupi oleh kolese Jesuit adalah Paradigma Pedagogi Ignatian (PPI) atau Paradigma PEdagogi Reflektif (PPR). PPI dan PPR sebagai sebuah spirit dasar juga menjadi fundamen bagi penyusunan desain pengembangan profesionalisme guru sekolah Jesuit. Desain pengembangan profesionalisme guru sekolah Jesuit tentu harus sejalan dengan desain standar mutu sekolah, standar kurikulum, dan pedoman tata kelola sekolah Jesuit.
Siswa adalah subjek pendidikan di sekolah Jesuit. Untuk itu desain pengembangan profesionalitas guru sekolah JEsuit perlu diarahkan untuk mencapai profil siswa di sekolah Jesuit. Profil siswa atau graduation outcomes siswa sekolah Jesuit diarahkan untuk memiliki 3 C. Di sisi lain, siswa sekolah Jesuit setidaknya menguasai kompetensi yang telah dirumuskan secara nasional. Begitu pula dengan tantangan pembelajar abad ke-21 sebagai isu besar perubahan kurikulum di Indonesia.
Sekolah Jesuit adalah salah satu karya kerasulan Serikat Jesus. Semangat dasari dari karya kerasulan ini adalah "penyelamatan jiwa-jiwa". Dengan kata lain, "kemanusiaan" dalam konteks makna dari profesionalisme lebih diarahkan pada semangat dasar penyelamatan jiwa-jiwa itu. Maka istilah seperti curaperssonalis dalam pelayanan dan pendampingan siswa adalah manifestasi dari sikap profesionalisme guru di sekolah JEsuit.
Guru sebagai pelaku utama pendampingan siswa perlu menguasai kompetensi (standar) untuk menghasilkan profil siswa yang diharapkan. Secara lebih spesifik, fungsi dan tugas seorang guru sekolah Jesuit adalah sebagai a0. "pamong". Pamong atau perfect personal. b). Guru sebagai "role model". Anak muda (siswa-siswi) sekolah JEsuit adalah seorang anak dalam tahap perkembangan dan mencari model. Maka peran guru sekolah JEsuit harus bisa menjadi "role model" bagi siswa-siswi di sekolahnya.
No other version available