Text
Sendiri Menemui-Mu (kumpulan sajak)
Nama Hendro Siswanggono sudah saya kenal pada awal 1970-an. Melalui Sapardi Djoko Damono kala itu saya tahu bahwa dia adalah penyair yang berbakat, tunas baru yang memberikan banyak harapan. Sajaknya disiarkan antara lain dalam majalah Basis, Horison dan Budaya Jaya.
-Abdul Hadi W.M.
Sajak Hendro Siswanggono dalam buku ini, meski ditulis dengan gaya bahasa sederhana, hemar saya telah memberikan pertambahan makna pada penghayatan religius saya sebagai pembaca.
- Sutardji Calzoum Bachri.
Dari semua puisi penyair Hendor Siswanggona yang ada tidak sebuah pun yang bersuara epik, mengajak manusia untuk berperang membunuh dengan atas nama dan untuk Tuhan seperti puisi Hemer pujangga Yunani pada abad ke-8 SM. Juga tidak menyembunyikan Tuhan lewat musim serta alam seperti pusi Li Bai penyair yang disebut Dewa Penyair Tiongkoo kuno pada zaman Dinasti Tang 701-762. Tanda disadari penyair Hendro Siswanggono dengan akar budaya priyayi pinggir Jawa menghayati "Tuhan JAwa" yang tidak pernah mengancam masuk neraka apabila tidak disembah dan akan dihadiahkan surga apabila aktif menyembah.
- Nurinwa Ki S. Hendrowinoto
No other version available