Text
Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan
Apa sebenarnya yang terjadi dalam Kerusuhan Mei 1998? Apakah ini peristiwa yang terjadi secara spontan, atau akibat krisis ekonomi dan krisis sosial-politik yang sudah mencapai titik didih?
Menurut pengamatan dan penelusuran Dewi Anggraeni, Kerusuhan Mei 1998 adalah hasil rekayasa dari pihak yang memanfaatkan krisis ekonomi dan kondisi sosial-politik yang rawan, serta sentimen rasial yang sudah ada adan dibina dengan sengaja. Maka terjadilah perusakan besar-besaran dari tempat usaha maupun tempat tinggal warga etnis Tionghoa, dengan mennngorbankan sejumlah besar warga non Tionghoa terutama yang tidak mampu, yang dihasut dan digiring ke dalam gedung yang kemudian dibakar oleh mereka dengan enteng disebut sebagai "penjarah".
Kekejian ini, termasuk perkosaan, telah menggugah tokoh masyarakat, pekerja kemanusiaan, dan pembela hak asasi manusi asedemikian rupa, sehingga mereka menggalang kekuatan untuk menyatakan protes, yang juga disampaikan kepada Presiden B.J. Habibie pada 15 Juli 1998. Hasilnya, hari itu juga Presiden menyatakan mengutuk kejahatan seksual tersebut dan menjanjikan perlindungan kepada semua warga negara.
Pertemuan dengan Habibie juga menghasilkan janji didirikannya badan independen, Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), dan dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta atas Kerusuhan MEi 1998. Namun sampai saat ini belum ada pelaku kejahatan Kerusuhan MEi 1998 yang dibawa ke pangadilan.
No other version available