Text
Seribu Senyum dan Setetes Air Mata: Kumpulan Esai Myra Sidharta
Meski belakangan lebih dikenal sebagai peneliti sejarah peranakan Tionghoa, Myra Sidharta sesungguhnya juga seorang pengamat sosial-budaya yang jeli. Karenanya, perempuan psikolog dan sinolog ini juga bisa disebut sebagai seorang antropolog.
Buku berisi lebih dari 50 catatan Myra tentang beragam fenomena sosial-budaya yang pernah muncul di sekitar kita.
Rekaman yang santai tapi serius tentang aneka perubahan yang terjadi dalam golongan menengah dan atas Ibu Kota dalam dua dekade terakhir abad ke-20 hingga awal abad ke-21.
Beberapa bahan informasi dari Moy pernah saya rangkum menjadi tulisan dalam rubrik "jalansutra" di Kompas Cyber Media (sekarang Kompas.com) berjudul "sentuhan Tionghoa dalam Masakan Indonesia". Moy selalu berusaha keras menghadirkan berbagai masakah khas. Dan yang terpenting, ia selalu juga bercerita tentang keunikan makanan-makanan yang disajikannya.
- Bondan Winarno, ahli kulliner.
Buku ini menunjukkan kelebihan Myra sebagai pengamat masyarakat yang jeli (dirinya adalah psikolog perempuan pertama Indonesia!). Dengan bahasanya yang mengalir jenaka, dan kadang nakal, ia mengeisahkan tentang mereka yang "datang" versus yang "pergi", personal computer/mesin ketik; stylist yang jago gosip/kebebasan pers, sampai kerepotan hidup di abad ke-21 tanpa mobile phone.
- Didi Kwartanada, sejarawan, Yayasan NAbil.
No other version available