Text
Buku Antologi Alam Sejati
Berpuisi itu sangat bebas. Boleh dipahami sebagai upapya menjalani kehidupan, menerima, mengkritisi, amu pun menolaknya. Tidak semua orang dengan sadar ingin mencari atau menciptakan alam hidupnya yang sejati. Asumsi saya mengatakan bahwa kita lebih mudah dan terbiasa menerima alam yang nyata di sekitar kita.rnrnSecara material kita lebih mudah memahami pesan-pesan yang konkrit. Rumah, rembulan, pantai, jalan,a mendung dan hasil perbuatan manusia - termasuk sampah dan limbah , lebih mudah kita pahami sebagai masalah lingkungan. Saya percaya hal ini mewarnai ekspresi kita bila berbicara tentang alam, untuk merayakan Hari Bumi.rnrnSurga adalah satu jenisa alam yang bisa sama sejatinya dengan alam yang kita jalani sementara ini. Karenanya surga sering disebut sebagai alam baka. Dalam bahasa ibu saya, setiap orang yang sudah berpindah secara abadi disebut swargi. apakah itu berarti surga adalah alam sejati? Terserah penafsiran anda dan pilihan kita semua. Kita punya hak untuk menafasirkan bahwa sejati berarti yang paling benar, paling menyenangkan, atau justru sebaliknya.rnrnSelamat menikmati puisi-puisi dalam buku ini (Eka Budianta, dalam pengatar buku ini).
No other version available