Text
Surat Kepada Tuhan
Ketika isak tangis, keluh kesah, serta teriakan kepada sesama sudah tak lagi bersambut, ke mana lagi harus minta tolong? Dalam keadaan tak berdaya seperti itu, siapa pun, akan merasa seperti hidup sendirian. Bahkan, sahabat karib yang dipercaya sekalipun, satu per satu pergi menjauh. Sanak famili lari entah ke mana. Hidup terasa hampa. Tak berarti lagi.rnSatu-satunya harapan ialah menyampaikan segalanya kepada yang di Atas. Seruan orang yang tulus minta tolong, niscaya akan Ia dengarkan. Begitulah yang dialami Sobron Aidit. Ketika keluh kesahnya ta ada yang mendengarkan, ia mencatat semua itu dalam tulisan. Tak berharap bahwa nanti ada yang peduli, keluh kesah itu ia tulis dalam SURAT KEPADA TUHAN.rnCatatan-catatan penulis tentang apa yang dilihat, dialami, dan dirasakan selama dua periode, Orde Lama dan Orde Baru. Buku kedua, setelah Gajah di Pelupuk Mata. Sebagian besar adalah personal essay, namun sisanya tentu mewakili seruan banyak orang. Suara rakyat jelata, suara mereka yang tak bersuara (voice of voiceless).
No other version available