Text
Dreams and The Stages of Life: Mimpi dan Tahap-Tahap Kehidupan
Jung dikenal sosok penuh paradoks. di satu sisi, dia adalah seorang pribadi dan psikiater yang sangat unik, dan bahkan eksentrik dalam menelaah kejiwaan manusia. Unik karena berbeda dari sahabat dan (mantan) gurunya, Sigmund Freud, yang menganggap pembentukkan kepribadian dan perkembangan kejiwaan manusia sudah purna pada masa kanak-kanak - apa yang dialami pada masa dewasa hanyalah replikasi atau bahkan residu dari pola yang sudah tergaris pada masa kecil. Sebaliknya bagi psikologi Jungian, kepribadian manusia berkembang sepanjang hayat dan manusia dapat menguabah arahnya dan membentuk suatu pola baru.rnrnFaktor lebih penting bagi pengembangan kepribadian menurut pengalaman dan pengamatan Jung adalah arketipe: gambaran kultural yang historis dan terwariskan turun-menurun secara tidak sadar yang perlu diangkat ke alam kesadaran. Arketipe inilah yang perlu diinterpretasi dari mimpi dan keadaan trans, tidak melalui asosiasi bebas, tapi melalui pembacaan historis. Di sinilah Jung sering sekkkali disalahpahami sebagai psikiater yang percaya takhayul. Sama sekali bukan!.rnrnDi sisi lain, Jung tidak terlallu memedulikan apa yang orang lain lihat dan katakan tentangnya. Dia tidak risau dipandang anti-ilmiah, sebab dia memang tidak rigid dalam meperbedakan ilmu pengetahuan dan mitos. Justru dia melihat bahwa manusia modern menjadi neurosis karena terpisah dari mitosnya. Kembali terhubung dengan mitos, dengan arketipe-arketipe menyejarah, adalah satu-satunya cara yang menurut Jung dapat membebaskan manusia dari penyakit-penyakit kejiwaan modern.rnrnBuku ini berhasil mengantar pembaca ke psikologi Jungian, mengupas segala hal mulai dari ketidaksadaran kolektif dan akretipe sampai teori sinkronitas dan individuasi. Ringkas, tangkas, dan bernas.
No other version available