Text
Jelajah Jiwa, Hapus Stigma: Autopsi Psikologis Bunuh Diri Dua Pelukis
Ini ajakan untuk kita sadar, bunuh diri itu persoalan kita semua. Bukan tujuan yang muluk-muluk, tetapi yang terpenting, pada penghujung buku ini kita seakati bersama bahwa bunuh diri dapat dicegah. Namun, bagaimana cara mencegahnya jika kita tidak mengetahui apakah seseorang berpotensi melakukan bunuh diri atau tidak? Dari sinilah kisah tragis dua mendiang pelukis muda ini menjadi awaal pengetahuan kita tentang isu bunuh diri.rnrnBunuh diri dapat mewariskan penyesalan tak berkesudahan bagi keluarga yang ditinggalkan. Ada sebuah rasa penasaran tentang apa penyebabnya dan kegalauan bahwa sesungguhnya mereka ternyata tidak pernah benar-benar mengenal sosok sang mendiang. Sangat mungkin juga keluarga tidak bisa menerima kenyataan. Dan, kondisi tidak berdamai dengan realita ini akan berdaaaaaaampak toksik bagi keberlangsungan keluarga pasca ditingaal bunuh diri.rnrnNova Riyanti Yusuf mengharaplan penelitiannya yang dibukukan ini mampu memberikan narasi tentang bunuh diri sebagai proses kompleks nan personal bagi setiap individu. Tentunya tanpa menyudutkan siapapun. Apalagi, seperti yang terjadi selama ini, banyak dikotomi (ketika menilai suatu kasus bunuh diri) yang dilakuka manusia sombong yang berani mencap manusia lain sebagai benar atau salah; suci atau kotor. Nova justru mengajak pembaca melihat manusia sebagai sebuah unit rumit, yang sesungguhnya dapat dipahami asalkan kita bersedia mau bersabar dan senantiasa berlandaskan kemanusiaan.rnrnSemoga ada semacam pencerahan tentang betapa luas dan dalam pikiran, perasaan dan perilaku manusia. HAmpir-hampir menjadi misteri yang tak bertepi. Semoga pula dari pustaka inilah kita belajar memahaminya dalam konteks perilaku bunuh diri. rnrnBuku karya Noriyu ini memaparkan dua kasus bunuh diri seniman secara ilmiah populer. Kajian kualitatif ini memang belum serta merta menjelaskan tuntas misteri bunuh diri, tetapi telah memperkaya khazanah pengetahuan tentang bunuh diri. Pemahaman yang lebih baik tentang bunuh diri seharusnya membawa kita mengenali tanda-tanda awal dan pedluli untuk mencegah seseorang melakukan bunuh diri. -Ninuk Mardiana Pambudy, Pemimpin Redaksi Penanggung Jawab Harian Kompas.rnrnSatu dari enam pasien depresi meninggal karena bunuh diri, demikian salah satu temuan di buku ini. Bukankah, kehidupan saat ini, tekanan yang dialami mereka termasuk kaum remaja mudah membuat orang terseret ke depresi? Kita perlu lebih peduli, Nova mengajak kita untuk memahami bagaimana caranya mencegah bunuh diri. -Uni Z.Lubis, Pemimpin Redaksi IDN Times.rn
No other version available