Text
Segulung Cerita Tua
Kumpulan cerpen ini ditulis dengan kredo catatan harian saat penulis mengambil jarak dengan peristiwa yang terjadi dan kemudian secara kritis menyindir kenyataan yang terjadi di negeri yang kian miskin akan etika dan moral.
Dalam menulis cerpen, haruskah pengarang mengambil jarak dengan lingkungan sekitarnya? Bagi Yanusa Nugroho, penulis kumpulan cerpen ini, tanpa ia sadari ternyata jawabnya adalah : Ya! Katanya ".......... 'jarak' ternyata memberikan ruang bagi saya untuk mempersiapkan 'amunisi'. Tak peduli apakah 'jarak' tersebut hanya beberapa jam atau beberapa belas tahun, yang jelas begitu saya memiliki 'amunisi' cukup, maka meledaklah cerpen saya."
Menulis cerpen, bagi Yanusa Nugroho, tak ubahnya menulis "catatan harian". Begitu banyak peristiwa yang terjadi di sekitar hidupnya, tetapi - sebagai pengarang, "Saya hanya mampu menangkap sebagai cerita pendek." Lalu, lahirlah cerpennya yang diakui banyak berisi 'sindiran' yang belakangan lebih banyak yang ia soroti adalah kenyataan bahwa masyarakat di negeri ini kian miskin akan etika dan moral.
No other version available