Text
Roosseno : Jembatan & Menjembatani
Buku yang tengah Anda baca ini , memuat tiga bagian utama. Bagian pertama memuat Rekaman Pidato Roosseno. Di dalamnya pembaca bisa menelusuru gagasan tantang pemberian bentuk dan penggunaan material yang minimum dalam beton bertulang. Selain itu, tersaji pula tulisan tentang promotor dari proklamator, di mana Roosseno menjadi promotor Doktor Honoris CAusa kepada Soekarno. Tulisan berikutnya berisi pidato pengukuhan Doktor Honoris Causa di mana peraih Bintang MAhaputra Utama (1984) ini menyampaikan pesan kepada generasi penerus agar terus belajar dan menekankan pentingnya ketekunan dan kesiapsiaagaan moral. Penerima anugrah Satyalencana (1962) ini, pada tulisan selanjutnya, memberikan sumbangan pemikiran mengenai Polemologi. Polemologi adalah pengetahuan tentang perdamaian dunia di mana faktor manusia memegang peranan sentral dan otak manusia merupakan komoditas terpenting. Karenanyaaaaaaa, diperlukan otak manusia yang bermutu tinggi melalui proses pengasahan yang cukup lama. rnrnBuku kedua buku dengan prakata B.J. Habibie dan Toeti Roosseno ini berisi Catatan Pemikiran dari Kerabat. Wiratman Wangsadinata menyatakan pemikiran Roosseno menerawang jauh ke depan, melampaui zamannya. Mohamad SAhari Besari mengenal dpribadi Roosseno sebagai seorang Guru Besar yang inspiratif, penuh konsep rekayasa unik, dan solutif. Budi Soesilo Supandji mengatakan semangat belajar dan pengabdian seorang Roosseno pada negar apantas diteladani. Sementara itu Oetajo Diran mencermati tantangan dan perkembangan pendidikan teknik global 2020. Wardiman Djojonegoro menutup bagian kedua buk ini denga tulisan mengenai gagasa-ngagasan baru dan sangat akti Roosseno di bidang konstruksi sipil. rnrnBagian ketia buku yang diterbitkan dalam rangka 100 tahun Roosseno ini memuat Refleksi Pemikiran dan Aktualisasi. Kesepuluh tulisan tersebut adalah : Perkembangan Nanosains dan Teknologi Nano sera Aplikasinya di Berbagai Bidang, Mekanika dan Roosseno, Roosseno dan Teknologi Industri, Robot Pemukul Gamelan dengan Dua Lengan Berbasisi Mikrokontroler AT89S51, Sains dna Teknologi pada Arsitektur ISTN, Tujuh Kota Kunci Roosseno untuk ISTN, Roosseno dalam Citra ISTN, Pengembangan Kerpibadian Luhur dan Tangguh Warisan Roosseno.rnrnSalah satu jembatan tua yang ada di sekitar kota Garut adalah jembatan Leuwidaun, yang melintang di atas sungai Cimanuk. Mungkin juga jembatan tertua, karena dibangun bersamaan dengan dimulainya pembangunan kota Garut pada tanggal 15 September 1813. Jika mengacu pada momen tersebut, maka mungkin juga saat itu bersamaan pula dengan pembangunan djembatan Tjikendi di Societeitstraat (jalan A. Yani), yang sekarang sudah tak nampak lagi, tertutup oleh toko yang secara ilegal dibangun di atas sungai Cikendi! Bagaimanakah bentuk awal jembatan Leuwidaun itu? Dari sedikit sumber yang bisa diperoleh, saya mendapat informasi berharga tentang sejarah pembangunan jembatan Leuwidaun dari buku berjudul Roosseno: Jembatan dan Menjembatani, terbitan Yayasan Obor Indonesia (2008). Ringkasnya, jembatan Leuwidaun ini sempat direnovasi pada tahun 1939 dengan struktur beton. Pada awalnya, jembatan Leuwidaun merupakan jembatan kayu. Siapa Ir. Roosseno? Lengkapnya, Prof. Dr.(HC) Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo, yang dikenal di kalangan insinyur teknik sipil sebagai Bapak Beton Indonesia dan Bapak Struktur Indonesia. Lahir pada tanggal 3 Agustus 1908, di Madiun. Lulusan Technische Hogeschool te Bandoeng (ITB sekarang) pada Mei 1932 ini pernah menjadi Menteri Pekerjaan Umum (1953) dan Menteri Perhubungan (1954) pada Kabinet Ali Sastroamidjojo. Ia meninggal di Jakarta pada tanggal 15 Juni 1996. Selamat Membaca :)
No other version available