Text
Melati di Musim Kemarau
‘Aku mencintai mu, Ning!’ terlontar perkataan itu dari mulut Rudi. Kemudian laki-laki itu mendekatinya perlahan-perlahan dengan tatapan penuh hasrat asmara. Namun Tuning melangkah menjauhinya, dengan mata melebar. ‘Kau tidak mencintaiku, Mas. Selama ini kau selalu menganggapku tak berharga. Aku tahu betul, kau anggap diriku tak setara dan tak layak menjadi kekasihmu’, katanya. ‘Jadi, kuasailah dirimu dan pulanglah. Hari sudah malam’. Rudi tersinggung. Pandangan Tuning yang bersinar meremehkan itu membuatnya kehilangan control diri. Apa sih kelebihan Tuning sehingga berani menolaknya? Buat apa pula perempuan itu berpura-pura alim di hadapanku? Pikirnya dengan gemas. Padahal bertahun-tahun lalu, entah sudah berapa banyak laki yang dilayaninya, datang dan pergi dalam kehidupannya. Andaikan Tuning tahu lebih jauh apa dipikirkan oleh Rudi, ia pasti sudah sejak awal menolak kehadiran lelaki itu di hatinya. Rupanya, bercak-bercak noda yg dibawa almarhumah kakaknya bertahun lalu masih saja menempel dengan lekat di kehidupannya kini. Selamat membaca
No other version available