Text
Quarter - Life Crisis : Ketika Hidupmu Berada di Persimpangan
Di usia yang hampir seperempat abad ini, beberapa teman sebaya saya mencurahkan isi hatinya mengenai kegelisahan, kecemasan, dan kekhawatirannya akan masa depan mereka. “Usia 20-an kok gini-gini saja?” “Kenapa tidak se-produktif dan se-hebat yang lain?” Pertanyaan semacam itu sering terlontar dari mereka. Bahkan tidak jarang dari mereka mengatakan, “Aku takut jika jatah keberuntunganku habis.” Lalu saya menjawab, “Kamu tidak sendiri. Bukan hanya kamu. Aku juga.”rnrnMemasuki usia kepala dua, masalah demi masalah datang silih berganti. Satu masalah belum selesai, muncul masalah baru lagi. Kemudian timbul pertanyaan yang sering menghantui. “Apakah saya mampu menghadapinya?” “Rintangan apa yang akan terjadi di masa depan?” “Sebenarnya untuk apa saya hidup?” “Apa tujuan saya hidup?“rnrnKetakutan dan kebingungan semakin menjalar tatkala lulus kuliah dua tahun lalu. Usai sidang skripsi saat itu banyak pertanyaan memenuhi otak saya. “Habis lulus mau ngapain?” “Kuliah S2 atau kerja?” “Kalau kuliah mau mengambil jurusan apa?” “Sementara kalau kerja mau kantoran atau freelancer?” “Nikah umur berapa?” Saya terus mencari-cari penyebab kebimbangan yang terjadi pada diri saya. Menemukan buku Quarter-Life Crisis – Ketika Hidupmu Berada di Persimpangan tulisan Gerhana Nurhayati Putri membuat saya menyadari apa yang tengah saya alami dulu dan kini. Ya, saya tengah dilanda Quarter-Life Crisis.
No other version available