Text
Reem (Inspired by truestory)
Tak ada yang indah saat bersekutu dengan kematianrnSebab, sesudah mati adalah ketiadaanrnAku berharap mendapati suaramu, yang dapat dikenalirndi padang luas MahsyarrnSebab, ke mana hati ingin melarikan diri?
Reem masih ingin hidup sepuluh, dua puluh, bahkan lima puluh tahun lagi bila mungkin. Untuk belajar, melukis, menulis puisi, melintasi perbatasan Palestina, dan merawat anak-anak pengungsi di Jardine d'enfants. Tetapi, kematian telah mengintai dengan pertanyaan dan dunia menyuguhkan ketidakpastian. Setiap kali air mata jatuh, Reem seakan berdoa mengucapkan permintaan terakhir. Ia masih memiliki sisa umur, jadi ia masih boleh mengucapkan permohonan. Kasim pernah meyakinkannya, sekalipunia tak punya rahim, ia masih bisa menjadi ibu dari anak-anak Palestina.
Reem dan Kasim telah begitu banyak menjalani dialog demi dialog tentang peradaban dan masa depan. Di lorong-lorong kota-kota Maroko tempat meraka bertemu dan kisah cinta itu terpatri. Reem berharap dapat melukis sendiri jalan hidupnya. Tetapi, tak satu pun mengetahui takdir masing-masing. Akankah ia mendapatkan dambaan jiwanya? Atau ia takluk pada takdir yang menjadikannya bidadari yang didamba surga?
No other version available