Baiklah, Kawan, kuceritakan padamu soal pertempuranku melawan pohon delima di pekarangan rumahku dan bagaimana akhirnya pohon itu membuatku kena selalu wajib lapor setiap Hari Senin, di Polsek Belantik. Benci nian aku pada delima itu, lihatlah pohon kampungan itu, ia macam kena kutuk. Pokoknya berbongkol-bongkol, dahan-dahannya murung, ranting-rantingnya canggung, kulit kayunya keriput, daun-da…
Andrea Hirata, novelis Indonesia paling fenomenal menghadirkan Sebelas Patriot, sebuah kisah yang menggetarkan dan sangat inspiratif tentang cinta seorang anak, pengorbanan seorang ayah, makna menjadi orang Indonesia, dan kegigihan menggapai mimpi-mimpi. Sebagai novelis Andrea Hirata membuat debut internasionalnya dengan menulis Dry Season yang menjadi karya fiksi terbaik dan termasuk 7 kar…
Buku ini berisi kisah perjalanan penulisnya dalam mengikuti jejak sang suami yang menjadi diplomat Prancis yang sedang bertugas di Kobe, Jepang.Di negeri matahari terbit itulah rumah tangga mereka dimulai dan dianugerahi seorang anak bernama Lintang. Walaupun sudah melepas kewarganegaraannya, tokoh utama dalam buku ini tetap memperkenalkan budaya-budaya Indonesia mulai dari masakan, tarian, hin…
Setelah lulus dari SMA di tahun 1956, Dini berangkat ke Jakarta. Melalui beberapa tes kesehatan, bahasa dan pengetahuan umum, akhirnya dia diterima oleh Bagian Pendidikan Garuda Indonesia Airways untuk mengikuti masa training sebagai ground hostes reserved flight (pramugari darat-cadangan terbang). Selesai menjalani kursus dan latihan-latihan, Dini bekerja di Bandar Udara Kemayoran.rnrnSambil b…
Alur cerita yang terjalin sederhana walau membuhul konflik-konflik antarmanusia yang kompleks. Moral cerita ini menjurus pada kesadaran bahwa tak jadi soal benar setiap orang bertempat tinggal dimanapun di bumi ini, di tanah air sendiri maupun negeri orang, asalkan selalu ada tekad bulat, ketabahan, dan ketrampilan mengolah bahan kehidupan sesuai dengan bakat, kecenderungan sifat, dan keahlian …
Hubungan yang semakin memburuk dengan suaminya, di tambah penyakit fatal yang nyaris merenggut nyawanya, membuat Dini menjalani hari - harinya tanpa semangat. Detik demi detik dilaluinya bagaikan robot yang bergerak secara otomatis. Bahkan, ia mulai tidak peduli kepada Lintang dan Padang.rnrnSetitik harapan yang masih tersisa di hatinya hanyalah terwujudnya rencana - rencana yang telah disusun …
“Ah manusia! Selalu tergiur oleh ‘seandainya’. Seolah-olah dengan perkataan itu kita bisa membentuk dunia baru atau kehidupan lain yang sesuai dengan idaman masing-masing.” Demikian kata hati Muryati ketika menerima berita bahwa tawanan Pulau Buru akan dibebaskan. Berita ini dia terima dari Winar, sahabatnya. Muryati adalah seorang dari ribuan wanita yang tidak pernah tahu ke mana p…
Disusun Seperti adegan-adegan pertunjukkan wayang orang, buku ini menyuguhkan babak demi babak kehidupan empat tokohmya: Kedasih, Kintel, Sumirat, dan Wardoyo. Pemaparan dimulai ketika Republik Indonesia Serikat baru kembali menjadi negara kesatuan. Arus pendatang memasuki Semarang dari segala penjuru. Berasal dari empat desa, tokoh-tokoh kisah ini bertemu di kota. Pada siang hari mereka hidup …
Sebagai seorang sister yang pernah menjadi istri diplomat selama belasan tahun, sedikit banyak ia mengenal lika-liku dunia diplomatik dan keluarganya dengan baik. Seluk beluk kalangan diplomatik beserta keluarganya itulah yang diangkat dalam buku ini. Nh. Dini masih mengangkat tema-tema kemanusiaan seperti dalam keberagaman sifat sederhana ataupun keserakahan yang mendasari watak masing-masing.
Buku ini mengangkat orang-orang kecil dan konflik rumah tangga yang mengungkapkan kritik sosial. Nh. Dini merupakan satu fenomena tersendiri dalam kesusastraan Indonesia modern yang sulit dicari tandingannya. Sejak tahun 1956, karyanya mengalir terus hingga kini. Sepuluh cerpen terbarunya kini dikumpulkan dalam buku ini. Dalam kumpulan cerpen Monumen ini, dini berkisah mengenai berbagai hal ber…