Novel ini merupakan roman potret kejiwaan seseorang Indonesia yanghidup dalam suatu zaman saat norma-norma tidak ada lagi dan saat perkataan dan perbuatan seseorang tak dapat dijadikan ukuran moralnya. Naskah buku ini mendapat hadiah pertama dalam sayembara mengarang roman yang diselenggarakan oleh panitia tahun buku internasional 1972 DKI Jakarta.
Lelaki yang hampir terbunuh itu, mengangkat kepalanya. Ia melihat segalanya persis seperti yang seakan-akan sudah diramalkan. Dan lebih dari itu ketika ia mencuri melihat ke lantai tiga proyek. Ke jendela tempat duduknya. Ia seperti melihat, tidak, ia benar-benar melihat. Lampu masih menyala. Korden jendela itu menguak. Dan wajah di sudut ruangan yang mengintip ke bawah itu adalah wajahnya send…
Novel ini memang agak berbeda dibanding Telegram dan Stasiun yang telah melambungkan nama pengarangnya. Novel ini adalah novel konvensional-nya Putu Wijaya. Namun, kekuatan novel itu justru pada penyajiannya demikian. Lewat gaya bertutur dan plot yang tergolong konvensional, berhasil mengangkat masalah adat di Bali yang begitu ketat dan dalam beberapa hal justru dianggap merugikan.rnrnPutu Wija…
Novel NORA ini adalah bagian pertama tetralogi DANGDUT yang memaparkan sosok Nora yang tidak tertebak. Ia penuh kejutan, tidak terikat oleh apa pun. Tindakannya yang tidak masuk akal tampak seperti pemberontakan yang ngawur, tetapi juga membersitkan kepedihan dan kekosongan. Mala dengan terkaget-kaget, mencoba untuk memahami kehadiran Nora sambil menebak-nebak apa yang sebenarnya yang bersembun…