Bagian pertama dari trilogi Roro Mendut-Gendhuk Duku-Lusi Lindri yang ditulis oleh Y.B. Mangunwijaya. Roro Mendut, perempuan rayahan yang menolak diperistri oleh Tumenggung Wiroguno demi cintanya kepada Pronocitro. Dibesarkan di dusun Telukcikal, kampung nelayan pantai utara Jawa, Mendut tumbuh menjadi gadis yang trengginas dan tak pernah ragu menyuarakan isi pikirannya.rnrnSosoknya dianggap me…
Tokoh utama roman ini adalah seorang imam Katolik yang tunduk pada hukum gereja yang keras, dan berprasetya hidup membujang selamanya, namun tetap ingin menjadi manusia yang utuh dan wajar. Bagaimana imam muda ini mendalami perjumpaan dengan gadis Eropa, Hildegard, kemudian dengan Rosi, janda dan dokter pejuang di Irian Jaya? Lokalisasi cerita di Irian Jaya merupakan perkenalan kita terhadap da…
Rumah Bambu adalah kumpulan cerpen Romo Mangun yang pertama dan terakhir. Sebagian besar cerpen-cerpen ini ditemukan di rumah penulis, di Kuwera, Yogyakarta dalam keadaan penuh koreksi dan sulit dibaca. Dari duapuluh cerpen yang ada dalam buku ini, hanya tiga yang pernah dipublikasikan. Hampir semua tema cerita buku ini adalah peristiwa-peristiwa sederhana, sepele, dan mungkin remeh. Buku ini m…
Novel ini merefleksikan perjalanan Romo Mangun sebagai seorang Imam dengan romantika dan konflik-konflik batinnya. Ditulis dengan bahasa yang segar, jenaka dan penuh sindiran khas Romo Mangun. Semula naskah ini berupa berkas-berkas yang ditulis dengan mesin ketik dan tercerai berai, penuh coretan, sehingga tidak mudah dibaca. Memang Novel inilah yang ditinggalkan Romo Mangun sebelum almarhum me…
Buku ini berbeda dengan pemikiran kaum Sosialis Komunisme yang mematok realitas sosial ke dalam dua kelas yang saling berhadapan karena faktor kepemilikan produksi yang diklaim sebagai metode ilmiah. John Dewey, Liberaist, yakin bahwa hanya dengan intelegensi kritis atas metode ilmiah, demitologisasi, dan imbangan tatanan demokratis, nasib kemanusiaan ini bisa didorong dan diperhatikan.