Buku ini adalah catatan harian sang penulis yang hadir, melihat, dan terlibat dalam tragedi 13-14 Mei 1998. Buku ini dapat menjadi sumber pertama yang amat menarik untuk dibaca maupun ditelaah sebagai sumber kajian sejarah. Buku ini juga dilengkapi dengan foto-foto yang akan membantu teman-teman memahami keadaan dan situasi saat itu.
Seperti karya-karya lainnya, karya ini menangkap realitas yang terjadi di tanah air Indonesia meski penulis saat itu menetap di Roosendaal-Belanda. Jalinan cerita yang ditampilkan hendak menangkap kegelisahan, kekalutan, kesedihan, bahkan keculasan yang terjadi ketika bencana tersebut melanda sebagaian besar wilayah Aceh dan Sumatra. Melalui novel ini, Ita Sembiring mengangkat kisah dari Pulau …