Penerbitan kumpulan tulisan Onghokham tentang riwayat Tionghoa peranakan di Jawa ini bukan saja menarik dan pantas dilirik, tetapi juga menjadi penting karena memuat gagasan-gagasan nation building, proses mengindonesia dalam sejarah. Ditulis dengan gamblang, tidak menggebu-gebu dan sesederhana apapun tulisannya didasarkan penelitian.rn-Harry Tjan Silalahi, Penulis Senior di CSIS.rnrnTulisan-tu…
Menyerahnya Belanda kepada Jepang pada bulan Maret 1942 telah dianggap sebagai titik terakhir dari kekuasaan kolonialnya di Indonesia yang telah berlangsung selama tiga abad. Namun tanpa peristiwa itu pun, sesungguhnya awal dari proses runtuhnya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia telah nampak sejak permulaan abad ini ketika benih-benih nasionalisme Indonesia Modern mulai menampakkan diriny…
Apakah bangsa ini pernah belajar dari sejarah? Bila jawabannya Ya, mengapa berbagai persoalan sama seperti korupsi dan kekerasan dengan segala bentuknya terjadi dan terjadi lagi? Lebih dari itu, benarkah sejarah Indonesia pada dasarnya hanya sejarah kelahiran suatu kekuasaan, naik ke puncak kejayaan untuk kemudian jatuh secara tragis? Dengan uraian yang bernas dan kaya catatan sejarah Ong Hok H…
Setelah 200 tahun kelahiran Raden Saleh, buku ini hadir bukan saja untuk menjernihkan kontroversi ihwal jiwa kebangsaannya yang dipertanyakan. Lebih jauh lagi untuk memperlihatkan bagaimana bangsawan, maestro lukis dan ilmuwan ini telah mewariskan sesuatu yang luarbiasa mengejutkan pengaruhnya dalam sejarah pemikiran kebangsaan Indonesia dan mungkin jauh dari luar bayangannya sendiri. Harsja W.…
Buku ini berisi catatan sejarah tentang etnis Tionghoa di Indonesia, Sejarah anti Tionghoa, Akar-akar sentimen anti Tionghoa, Pertumbuhan kapitalisme Tionghoa perantauan di Indonesia, Kapitalisme Tionghoa di Hindia Belanda, Pri-Nonpri sebagai perspektif historis realisme di Indonesia dan sistem ekonomi, Gerakan Tionghoa menuntut persamaan hak, sejarah berkembang sebagai harapan bagi minoritas, …
Ong condong ke PNI apalagi ke BK, Yang jelas simpati dasarnya terarah kepada orang kecil. Mungkin karena itu-begitulah prasangka saja- dia samasekali tidak siap dengan G30S dan epilognya. Betapa ngerinya ketika dia pulang ke kota Jatim faboritnya, Pasuruan, dan melihat sepanjang jalan raya dua deretan bambu runcing yang tutupanya kepala-kepala manusia yang telah dipenggal. Dia sangat marah dan …