Kali ini saya sudah tahu namanya, Milana. Ia bercerita mengapa ia melukis senja. Dan mengapa ia selalu melakukannya di atas feri yang menyeberangi selat bali, dari banyuwangi ke jembrana. Ia sedang menunggu kekasihnya. Ia yakin suatu saat kekasihnya akan datang ke tempat ia menunggu. Ia tidak tahu kapan. Ia berkata kepada saya bahwa ia bukan saja yakin, tetapi ia tahu, kekasihnya itu akan…
Aku mencintainya karena ia mencintai kata-kata. Aku mencintainya lebih lagi karena ia maencintai buku-buku. Aku mencintainya karena ia adalah buku bagi katak-kata yang tidak bisa aku tuliskan. Aku mencintainya karena ia menjadi rumah bagi setiap kecemasan yang tidak perlu aku tunjukkan.