Kardinal Maratini mengatakan, Gereja kita itu seperti bara api yang terlalu sering tertutup abu sehingga kehilangan fungsinya. Bagaimana kita bisa membebaskan diri dari abu itu, sehingga api cinta kasih itu semakin berpijar? Kita mesti meniup dan membersihkan abu-abu tebal yang menutupi bara api itu sehingga bara api itu kembali memancarkan pijar-pijarnya. Seperti pesan tersebut, penulis in…
Kisah pelayanan dan perjalanan hidup para Bruder Jesuit - Provindo. Panggilan menjadi bruder Jesuit adalah panggilan yang penuh rahmat dan perlu disyukuri setiap waktu. Dalam menghayati panggilan tersebut, para bruder diajauk untuk selalu mengarahkan diri kepada Allah. Bentuk karya dan pelayanan mereka bisa sangat beragam, namun pada intinya mereka selalu mendukung karya pelayanan Gereja di …
Tulisan ini dikumpulkan untuk mengenang bahwa pernah mnengalami Perayaan TAhun Imam sejak 19 Juni 2009 hingga 11 Juni 2010. Perayaan yang dimulai dan diakhiri pada Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus menjadi saat untuk memahami dan mendalami makna Imamat dalam Gereja. Hasil yang diharapkan adalah pembaruan hubungan kasih seluruh umat, biarawan-biarawati dan imam dengan Yesus Imam Agung yang beg…
Buku ini merupakan kumpulan uraian sang penulis dalam rubrik oase majalah hidup.rnKumpulan artikel yang mengulas masalah gaya hidup, bentuk hedonisme, keserakahan, kegilaan akan kuasa, rekayasa politik, terorisme terselubung maupun terang-terangan, yang mewarnai kehidupan kita semua, yang jelas bertentangan dan berseberangan dengan kuasa Kasih Ilahi
Peta penghayatan latihan rohani dalam hidup sehari-hari Jesuit provinsi Indonesia tahun 2011
Kisah perjalanan 25 tahun tahbisan imamat, lima dari Keuskupan Bogor, yaitu Agustinus Surianto HImawan, Agustinus Suyatno, Christophorus Lamen Sani, Markus LUkas dan JM Ridwan Amo, serta satu dari Keuskupan Bandung, St. Fery Sutrisna Wijaya. Biasanya setahun sekali mereka berkumpul untuk refleksi tahuann bersama sekitar hari ulatah penahbisan. Tahun ke-25 mereka ingin berkumpul dengan cara b…
Pola pikir, cara pandang, dan cara bersikap masyarakat pasca soeharto berubah. Gelombang gerakan reformasi mulai bergulir. Menurut kaca pandang Romo Kardnal, hal ini perlu disikapi oleh gereja. Gereja harus terus berziarah bersama perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, dengan tetap memegang teguh jati dirinya sebagai Gereja.
"Setidak-tidaknya Kardinal beberapa tahun berselang pernah memimpin rombongan tokoh-tokoh lintas agama, saya termasuk, menziarahi Paus Yohanes Paulus II di VAtikan, saat sedang sakit. Dengan tangan yang sedikit gemetar Paus telah menerima kedatangan kami dengan penuh suasana persahabatan. Begitu juga saat Aceh baru saja dilanda tsunami dahsyat, Desember 2004, pada tahun 2005, lagi-lagi Kardinal…
Ternyata, jalan mengikuti Tuhan di zaman modern ini tidak mudah. Ada begitu banyak goadaan, tantangan, gaya hidup, dan sikap bathin yang menghalangi. Dalam buku ini juga anda akan menemukan bagaimana setiap romo dengan gayanya yang khas menuliskan apa yang menjadi concern hidup dan karyanya.